BUDAYA YANG
TERLUPAKAN
Liputan6.com, Jakarta: Lagi-lagi masalah klaim dari Malaysia terhadap kebudayaan
Indonesia. Secara rinci Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Windu Nuryanti
bahkan menjabarkan dalam rentang 2007-2012, Malaysia sudah tujuh kali
"mengakuisisi" budaya Indonesia sebagai warisan budaya mereka.
Kurangnya
perhatiaan yang serius dari pemerintah akan kebudayaan Indonesia bisa berakibat
fatal terhadap negri ini. Penanaman moral dan kesadaraan mencintai budaya ini
sangat minim sekali. Telah banyak budaya kita yang di klaim oleh Negara lain,
menjadi bukti nyata bahwa kita kurang peka terhadap bangsa ini.
Indonesia
adalah Negara kepulauan yang mempunyai banyak suku, budaya, bahasa, ras, dan
agama. Menjadi satu ciri khas pembeda di antara Negara yang berada di muka bumi
ini. Namun Indonesia sendiri tidak dapat merawat apa yang kini telah di
milikinya. Contohnya adalah kasus REOG yang di klaim oleh Negara tetangga kita.
Reog adalah
salah satu kesenian budaya dari Jawa Timur bagian barat laut. Sementara.
Ponorogo dianggap sebagai kota asal reog yang sebenarnya. Namun di Negeri
Jiran, tarian sejenis Reog Ponorogo disebut tari Barongan. Tarian ini juga
menggunakan topeng dadak merak, yaitu topeng berkepala harimau yang di atasnya
terdapat bulu-bulu merak.
Kejadian ini
merupakan cambuk bagi seluruh rakyat Indonesia. Keterlambatan dalam bertindak
pemerintah merupakan factor yang tidak terlepas permasalahan ini. Ketika
terjadi klaim atas budaya bangsa ini, baru terketuk pintu hati dari para
petinggi bangsa ini.
Penerapan
akan nilai-nilai budaya asli Indonesia perlu di tanamkan kembali. Sejak dini
generasi bangsa ini harus di perkenalkan dengan budaya tempat ia berada. Agar
kelak di kemudian hari, rasa nasionalisme akan bangsa Indonesia semakin kental.
Jangan menunggu nanti budaya kita di klaim baru muncul rasa nasionalisme kita.
Menurut
penulis langkah yang harus di lakukan saat ini adalah dengan mengadakan program
pembelajaran budaya daerah yang harus di masukkan dan kurikulum wajib. Di
wajibkan setiap anak mengetahui budaya, bahasa dan suku mereka. Agar kekayaan
budaya kita tetap utuh dan taka da lagi yang bisa mengklaim bahkan mengambil
apa yang selayaknya menjadi hak kita.
Penulis
Andika Ibnul Faisal Sadif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar