Selasa, 14 Juli 2015

laporan percobaan praktikum faal (indera penciuman dan pengecap)


1.    Percobaan                                            :
Nama percobaan                          :
Subjek percobaan                               :
Tempat percobaan                       :
a.      Tujuan                                     :



b.      Dasar teori                              :





























































c.       Alat yang digunakan              :
d.      Jalannya percobaan               :








e.       Hasil percobaan                      :



























f.       Kesimpulan                             :









g.      Daftar pustaka                       :






























2.    Percobaan                                            :
Nama Percobaan                          :
Subjek Percobaan                               :
Tempat percobaan                       :
a.      Tujuan                                     :

b.      Dasar teori                              :

















































































c.       Alat yang digunakan              :

d.      Jalannya percobaan               :


e.       Hasil percobaan                      :
















f.       Kesimpulan                             :






g.      Daftar pustaka                       :





Indera Penciuman
Percobaan pembauan
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk membuktikan bahwa zat yang dibauhi adalah zat yang berupa gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai yang enak.
Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi untuk menyerap kotoran yang masuk melalui sistem pernafasan (respiratory). Selain itu, terdapat konka nasal superior, intermediet serta inferior. Pada bagian konka nasal superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) yang berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas.
Tanggung jawab sistem pembau (sistem olfaction) adalah mengindikasikan molekul-molekul kimia yang dilepaskan di udara yang mengakibatkan bau. Molekul kimia diudara dapat dideteksi bila ia masuk ke reseptor olfactory epithelia melalui proses penghirupan. Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). Seperti pada penglihatan wama (hanya memiliki tiga reseptor wama dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam-macam), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor, namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau atau sistem olfaction biasa juga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor.
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan membran ini hanya menerimarangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Concha-concha tersebut adalah dari tulang, ditutupi oleh selaput lender yang mengandung penuh pembuluh, pembuluh darah dan dapat membesar. Gunanya untuk memanasi hawa yang akan masuk ke paru-paru.
Reseptor organon olfactory terdapat di bagian atas hidung, menempel pada lapisan jaringan yang diselaputi lendir dan disebut olfactory muscosa. Selaput lendir tersebut berfungsi untuk melembabkan udara. Pada bagian tersebut juga terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi untuk menyaring debu dan kotoran.
Benda kimia yang dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair (lendir) yang terdapat pada cilia yang menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka hal tersebut menunjukkan bahwa makin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan lemak (konsentrasi penguapannya tinggi).
Reseptor olfaktori hanya mampu berfungsi selama 35 hari. Bila mati, baik karena sebab yang alami, maupun karena kerusakan fisik, maka reseptor tersebut akan digantikan oleh reseptor-reseptor baru yang axonnya akan berkembang ke lapisan olfactory bulbs yang akan dituju, dan bila telah sampai pada lapisan yang dimaksud, mereka akan memulihkan koneksi sinapsis yang terputus.
Lilin, hio, dupa, dan 6 macam wewangian.
1.1. Wewangian
Praktikan maju ke depan, lalu praktikan diminta untuk mencium dan menebak 6 macam wewangian yang telah disediakan oleh asisten lab.
1.2. Kemenyan
Pertama-tama, praktikan mencium bau dupa dan hio  terlebih dahulu sebelum dibakar. Kemudian, praktikan mengambil sebatang hio dan dupa untuk dibakar, lalu mencium bau kedua objek tersebut setelah dibakar.
1.1. Wewangian
a.    Cokelat
b.    Vanilla
c.    Anggur
d.   Teh
e.    Blueberry
f.     Melon
1.2. Kemenyan
Ketika hio dan dupa belum di bakar baunya tidak ada sama sekali. Namun ketika dibakar bau dari kedua objek tersebut sangat menyengat dari sebelumnya.
Hasil sebenarnya :
1.1. Wewangian
a.       Cokelat
b.      Vanilla
c.       Stawbery
d.      The
e.       Leci
f.       Melon
Hio dan dupa yang dibakar lebih kuat baunya dan lebih menyengat karena concha nasal superior hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.
Biasanya dalam hal kemampuan mengingat bau, perempuan lebih baik dari pada pria dikarenakan pada wanita ruang dalam menerima gas lebih luas (concha nasal superior). Umumnya wanita dapat mengingat 5 macam wewangian sedangkan pria hanya 3 wewangian.
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda.
Dengan dilakukannya percobaan kali ini dapat di ketahui bahwa indera penciuman kita hanya dapat menerima rangsangan yang berwujud gas dan benda yang menguap seperti hio dan dupa yang dibakar.
Pastorino, E., Portillo, S.D. (2013). What is psychology             essential : 2nd edition. USA : College Bookstore.
Darley, J.M., Glucksberg, S.M., Kinchla, R.A. (1986).             Psychology. New Jersey, USA : A Divison of             Simon and Schuster, INC.
Puspitawati, I. (1998). Psikologi faal. Depok:             Universitas Gunadarma.



























Indera Pengecap.
Merasakan berbagai macam rasa.
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Memahami dan mengetahui bahwa lidah merupakan alat pengecap rasa serta membuat peta rasa.
Sistem pengecap atau sistem gustatory terdapat di lidah. Pada lidah, terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds. Reseptor pada lidah akan digantikan oleh reseptor yang baru setiap 10 hari sekali. Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa. Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki bentuk-bentuk tertentu, yaitu:
1. Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang disebut dengan Papilla filiformis, banyak terdapat dibagian depan lidah.
2. Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat dibagian depan dan sisi lidah.
3. Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah.
Didalam papillae terdapat banyak putting pengecap (taste buds). Setiap putting pengecap terdiri atas dua jenis sel seperti berikut ini :
1. Sel-sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar dari pengecap.
2. Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong sel-sel pengecap.
Sistem gustatory atau organon gustus adalah indera pengecap yang terdapat pada lidah dan memiliki 4 modalitet yaitu:
a. Manis, pada puncak lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan gula di lidah.
b. Asin, pada puncak dan tepi lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan garam di lidah
c. Asam, pada tepi lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan asam sitrun di lidah.
d. Pahit, pada pangkal lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan kina di lidah.
Beberapa ahli menambahkan modalitet yang kelima, yaitu rasa alkali. Di luar ke lima macam rasa tersebut, ada kombinasi antara keempat atau kelima macam rasa itu yang akan menimbulkan rasa yang berbeda-beda. Berbagai macam rasa tersebut masih dikombinasikan dengan tipe-tipe rangsangan yang lain, seperti rangsang panas, dingin, lembut, dan nyeri.
Reseptor perasa tidak memiliki axon sendiri. Tiap neuron yang membawa impuls dari taste buds, akan menerima input dari beberapa reseptor sekaligus. Sinyal yang timbul pada reseptor perasa akan meluas ke sistem second-order neuron yang akan disampaikan ke cortex.
Saraf afferen pada sistem gustatory meninggalkan rongga mulut yang merupakan bagian dari saraf cranial bagian facial (VII), glossopharyngeal (IX), dan vagus (X). Infonnasi bennula dari bagian depan lidah, ke bagian belakang lidah, akhimya menuju ke bagian belakang rongga mulut. Saraf-saraf tersebut akan berakhir di solitary nucleus di medulla dan bersinapsis dengan neuron yang akan menyampaikan pesan ke ventral posterior nucleus di thalamus (letaknya berbeda dengan bagian penerima impuls dari stimulasi oral yang motorik sifatnya). Axon-axon pada nucleus ventral posterior akan membawa berita ke primary gustatory cortex dan ke secondary gustatory cortex. Sistem gustatory juga akan menuju sistem limbik. Proyeksi impuls ke hypothalamus diperkirakan memiliki peranan penting dalam mengatur rasa lapar. Satu hal lagi yang perlu diingat dalam sistem gustatory, yaitu berbeda dengan sistem sensoris yang lain, sistem gustatory diproyeksikan secara ipsilateral.
Cotton bud, 8 larutan rasa ( manis, asin, pahit dan pedas) serta sapu tangan ( handuk kecil).
Praktikan mengambil cutton bud, lalu cutton bud di celupkan ke dalam larutan. Kemudian, cutton bud ditempelkan ke lidah untuk dapat mengetahui rasanya.
Larutan 1 = manis
Larutan 2 = asin
Larutan 3 = asam
Larutan 4 = pedas
Larutan 5 = pedas
Larutan 6 = pedas asam
Larutan 7 = pedas agak pahit
Larutan 8 = pahit
Hasil sebenarnya :
Larutan 1 = manis
Larutan 2 = asin
Larutan 3 = asam
Larutan 4 = pedas manis
Larutan 5 = pedas asin
Larutan 6 = pedas asam
Larutan 7 = pedas pahit
Larutan 8 = pahit
Lidah merupakan alat inderayang sangat peka terhadap rangsangan rasa dari setiap benda yang masuk kedalam mulut kita. Dilidah terdapat tonjolan-tonjolan yang berfungsi sebagai reseptor pembeda rasa dari makanan.tonjolan tersebut namanya adalah papilia. Jika pada lidah tidak terdapat papilia maka kita tidak dapat membedakan rasa dari makan yang kita makan.
Mikrajuddin., Saktiyono., Lutfi. (2007). IPA terpadu             SMP dan MTS. Jakarta : Esis.
Puspitawati, I. (1998). Psikologi faal. Depok :              Universitas Gunadarma.
Pearce, E.C. (1979). Anatomi dan fisiologi untuk             paramedis. Jakarta : PT. Gramedia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rasional emotif Therapy (materi, video dan analisis video)

Nama : Andika Ibnul Faisal Sadif Kelas  : 3PA02 Npm  : 11514069 I. MATERI RET   A. Rational Emotive Therapy (RET) 1.   ...