Jumat, 14 November 2014

sejarah perkembangan psikologi



Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata),  jadi dapat di simpulkan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau ilmu jiwa. Namun ilmu jiwa di pergunakan dalam bahasa sehari-hari dan di anggap tidak ilmiah.
Psikologi secara umum dapat di definisikan sebagai disiplin ilmu yang berfokus pada prilaku dan berbagai proses mental serta bagaimana prilaku dan berbagai proses mental ini di pengaruhi oleh kondisi mental organisme, dan lingkungan ekstenal.

1. Periode Pra berdirinya Psikologi
Pada awalnya psikologi bukanlah sebuah ilmu yang berdiri sendiri, melainkan masih berupa bagian dari ilmu filsafat. Kejadian sejarah yang menandakan berdirinya psikologi sebagai ilmu yang mandiri adalah saat di dirikan laboratorium psikologi pertama di dunia yang berlokasi di University of Leipzig di jerman pada tahun 1879 oleh Wilhem Wundt (1832-1920).
  Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa di mana gejala kejiwaan di pelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah, terlepas dari filsafat dan ilmu faal, gejala kejiwaan dipelajari secara sistematis dan objektif.  Berbeda dengan masa sebelum psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri atau masih bergabung dalam ilmu filsafat, saat itu pembelajaran terhadap ilmu psikolgi lebih bersifat filosifis. Namun memasuki era modern pendekatan ilmu psikologi  lebih mengunakan pendakatan sceintic ( ilmiah ), peristwa kelahiran psikologi sebagai ilmu yang mandiri membuat  ilmu psikologi berkembang pesat, banyak peneliti lain yang ikut turut serta meneliti dan mendalami ilmu psikolgi, sehingga melahirkan banyak sarjana psikologi.
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya pada tahun 1879, yang di pandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat di katakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelekstual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Berdasarkan pandangan tersebut, bagian Sejarah Psikologi ini akan dibagi ke dalam beberapa periode dengan berbagai tokohnya.
2. Psikologi sebagai ilmu yang otonom 
Pada akhir abad ke-19 terjadilah babak baru dalam sejarah Psikologi. Pada tahun 1879, Wilhem Wundt (Jerman, 1832-1920) mendirikan laboratorium Psikologi pertama di Leipzig yang menandai titik awal Psikologi sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri. Atas dasar pemikiran dari Wilhem Wundt beliau di juluki sebagai bapak psikologi dunia. Beliau memberikan hasil pemikiran pada saat awal lahirnya psikologi yaitu psikologi struktualisme. Yang di mana merupakan permulaann  yang memacu keluarnya hasil-hasil permikiran baru, serta merupakan pencabangan ilmu - ilmu  psikologi.
Sebagai tokoh psikologi eksperimental, Wundt memperkenalkan metode introspeksi yang digunakan dalam eksperimen-eksperimennya. Ia dikenal sebagai tokoh penganut Strukturalisme karena ia mengemukakan suatu teori yang menguraikan struktur dari jiwa. Wundt percaya bahwa jiwa terdiri dari elemen-elemen (Elementisme) dan ada mekanisme terpenting dalam jiwa yang menghubungkan elemen-elemen kejiwaan satu sama lainnya sehingga membentuk suatu struktur kejiwaan yang utuh yang disebut asosiasi. Oleh karena itu, Wundt juga dianggap sebagai tokoh Asosianism.
Edward Bradford Titchener (1867-1927) mencoba menyebarluaskan ajaran-ajaran Wundt ke Amerika. Akan tetapi, orang Amerika yang terkenal praktis dan pragmatis kurang suka pada teori Wundt yang dianggap terlalu abstrak dan kurang dapat diterapkan secara langsung dalam kenyataan. Mereka kemudian membentuk aliran sendiri yang disebut Fungsionalisme dengan tokoh-tokohnya antara lain : William James (1842-1910)  dan James Mc Keen Cattel (1866-1944). Aliran ini lebih mengutamakan fungsi-fungsi jiwa dari pada mempelajari strukturnya. Ditemukannya teknik evaluasi psikologi (sekarang psikotest) oleh Cattel merupakan bukti betapa pragmatisnya orang-orang Amerika.
Meskipun sudah menekankan pragmatisme, namun aliran Fungsionalisme masih dianggap terlalu abstrak bagi segolongan sarjana Amerika. Mereka menghendaki agar Psikologi hanya mempelajari hal-hal yang benar-benar objektif saja. Mereka hanya mau mengakui tingkah laku yang nyata (dapat dilihat dan diukur) sebagai objek Psikologi (Behaviorisme). Pelopornya adalah John Broades Watson (1878-1958) yang kemudian dikembangkan oleh Edward Chase.
Tolman (1886-1959) dan B.F. Skinner (1904). Selain di Amerika, di Jerman sendiri ajaran Wundt mulai mendapat kritik dan koreksi-koreksi. Salah satunya dari Oswald Kulpe (1862-1915), salah seorang muridnya yang kurang puas dengan ajaran Wundt dan kemudian mendirikan alirannya sendiri di Wurzburg. Aliran Wurzburg menolak anggapan Wundt bahwa berpikir itu selalu berupa image (bayangan dalam alam pikiran). Kulpe berpendapat, pada tingkat berpikir yang lebih tinggi apa yang dipikirkan itu tidak lagi berupa image, tapi ada pikiran yang tak terbayangkan (imageless thought).
Di Eropa muncul juga reaksi terhadap Wundt dari aliran Gestalt. Aliran Gestalt menolak ajaran elementisme Wundt dan berpendapat bahwa gejala kejiwaan (khususnya persepsi, yang banyak diteliti aliran ini) haruslah dilihat sebagai suatu keseluruhan yang utuh (suatu gestalt) yang tidak terpecah dalam bagian-bagian. Diantara tokohnya adalah Max Wertheimer (1880-1943), Kurt Koffka (1886-1941), Wolfgang Kohler (1887-1967) . Di Leipzig, pada tahun 1924 Krueger memperkenalkan istilah Ganzheit (berasal dari kata da Ganze yang berarti keseluruhan). Meskipun istilah Ganzheit masih dianggap sama dengan istilah Gestalt dan aliran ini sering tidak dianggap sebagai aliran tersendiri, namun menurut tokohnya Krueger, Ganzheit tidak sama dengan Gestalt dan merupakan perkembangan dari psikologi Gestalt. Ia berpendapat bahwa psikologi Gestalt terlalu menitik beratkan kepada masalah persepsi objek, padahal yang terpenting adalah penghayatan secara menyeluruh terhadap ruang dan waktu, bukan persepsi saja atau totalitas objek-objek saja.
Perkembangan lebih lanjut dari psikologi Gestalt adalah munculnya “Teori Medan (Field Theory)” dari Kurt Lewin (1890-1947). Mulanya Lewin tertarik pada faham Gestalt, tetapi kemudian ia mengeritiknya karena dianggap tidak kuat. Namun demikian, berkat Lerwin, sebagai perkembangan lebih lanjut di Amerika Serikat lahir aliran “Psikologi Kognitif” yang merupakan perpaduan antara aliran Behaviorisme yang tahun 1940-an sudah ada di Amerika dengan aliran Gestalt yang dibawa oleh Lewin. Aliran psikologi Kognitif sangat menitikberatkan proses-proses sentral (seperti sikap, ide, dan harapan) dalam mewujudkan tingkah laku. Secara khusus, hal-hal yang terjadi dalam alam kesadaran (kognisi) dipelajari oleh aliran ini sehingga besar pengaruhnya terutama dalam mempelajari hubungan antar manusia (Psikologi Sosial). Diantara tokohnya adalah F. Heider dan L. Fertinger.Akhirnya, lahirnya aliran Psikoanalisa yang besar pengaruhnya dalam perkembangan psikologi hingga sekarang, perlu mendapat perhatian khusus.
Meskipun peranan beberapa dokter ahli jiwa (psikiater), seperti Jean Martin Charcot (1825-1893) dan Pierre Janet (1859-1947) tidak kurang pentingnya dalam menumbuhkan aliran ini, namun Sigmund Freud-lah (1856-1939) yang dianggap sebagai tokoh utama yang melahirkan Psikoanalisa. Karena Psikoanalisa tidak hanya berusaha menjelaskan segala sesuatu yang tampak dari luar saja, tetapi secara khusus berusaha menerangkan apa yang terjadi di dalam atau di bawah kesadaran manusia, maka Psikoanalisa dikenal juga sebagai “Psikologi Dalam (Depth Pshology)”. 
3. Perkembangan Psikologi Modern
Sejarah Perkembangan Psikologi mengenai pendapat-pendapat para tokoh-tokoh sejarah ilmu jiwa yang mengungkapkan tentang ilmu kejiwaanya. Seperti yang telah diketahui dimana sejarah telah membawa kita kedalam masa yang modren seperti pada saat ini. Terbentuknya perkembangan psikologi modern yang tidak terlepas dari pengaruh tokoh-tokoh aliran psikologi yang muncul mulai abad ke-20. Beberapa para ilmuan biologi dan fisika mempunyai minat untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu jiwa menurut prosedur ilmiyah modern. Bukti dari mempelajari ilmu jiwa maka muncul beberapa aliran yaitu Strukturalisme sebagai pemula yang mengangkat psikologi sebagai disiplin ilmu yang otonom, dengan didirikan laboratorium psikologi yang pertama dengan menggunakan prosedur penelitian. Dan terjadi pro dan kontra karena banyak pendapat yang munculan membentuk aliran-aliran psikologi lainya seperti:
Y      Fungsionalisme
Y      Behaviorisme
Y      Gestalt
Y      Psychoanalytic
Y      Humanistic
Ke enam aliran tersebut yang memperkaya dan memperlengkap ilmu pengetahuan psikologi modern. Berikut ini akan diuraikan secara berturut-turut untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep pandangannya.



Sumber referensi :
·         Yufiarti & Gumelar, Gumgum (2012). Sejarah dan dasar-dasar psikologi. CHCD offset: Jakarta.
·         Basuki, A.M Heru (2008). Psikologi umum. Universitas Gunadarma. Jakarta.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rasional emotif Therapy (materi, video dan analisis video)

Nama : Andika Ibnul Faisal Sadif Kelas  : 3PA02 Npm  : 11514069 I. MATERI RET   A. Rational Emotive Therapy (RET) 1.   ...