PSIKOANALISIS
Psikoanalisis
di dirikan oleh Sigmund Freud (1856-1939).
Menurut beliau pikiran-pikiran yang di repress atau di tekan, merupakan sumber
perilaku yang tidak normal atau menyimpang. Psikoanalisis dapat di pandang
sebagai teknik terapi dan sebagai aliran psikologi. Sebagai aliran psikologi,
psikoanalisis banyak berbicara mengenai kepribadian, khususnya dari segi
stuktur, dinamika, dan perkembangannya.
Menurut
Freud ( Alwisol, 2005 : 17 )
kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Sadar (conscious) merupakan bagian kecil dari
kepribadian yang nampak. Tak sadar (unconscious)
merupakan kepribadian yang masih berada di bawah kendali otak serta
mengandung insting-insting yang bisa mendorong prilaku manusia. Sendangkan
prasadar (preconscious) di dalamnya
terdapat stimulus-stimulus yang belum di repress,sehingga dapat dengan mudah di
timbulkan kembali dalam kesadaran.
Freud
berpendapat dalam struktur kepribadian terdapat suatu system yang terdiri dari
tiga unsur yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Yang
dimana masing-masing memiliki asal, aspek, fungsi, prinsip operasi, dan
perlengkapan sendiri.
Y
Id,
adalah aspek kepribadian yang di miliki individu sejak lahir. Dengan kata lain
Id merupakan pembawaan sejak lahir atau factor pembawaan. Id merupakan aspek
biologis dari kepribadian yang berupa dorongan-dorongan instintif yang
fungsinya untuk mempertahankan konstansi atau keseimbangan. Misalnya rasa lapar
dan haus, jika tubuh membutuhkan makanan dan minuman. Dengan muncul rasa
lapar dan haus individu berusaha
mempertahankan keseimbangan hidupnya dengan cara berusaha memperoleh makanan
dan minumnan.
Menurut
Freud Id berfungsi berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), munculnya dorongan-dorongan yang merupakan manifestasi
Id adalah dalam rangka membawa individu ke dalam keadaan seimbang. Jika ini
terpenuhi maka rasa puas dan senang akan diperoleh. Perlengkapan yang di miliki
Id menurut Freud berupa gerak reflex,
yaitu gerakan yang terjadi secara spontan. Misalnya aktivitas bernapas saat
menghirup oksigen dan mengkedipkan mata.
Y
Ego,
merupakan aspek kepribadian yang di peroleh sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya. Menurut Freud,
ego merupakan aspek psikologi dari kepribadiaan yang fungsinya mengarahkan
individu pada realitas atas dasar prinsip realitas (reality principle). Misalnya ketika individu mera salapar secara
realistis maka hanya dapat di atasi dengan makan. Dalam hal ini ego
mempertimbangkan bagaimana cara memperoleh makanan. Namun ketika mendapatkan
makanan, makanan tersebut di teliti apakah layak untuk di makan atau tidak.
Y
Super
ego, adalah aspek sosiologis dari kepribadian, yang
isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya normative. Menurut Freud super ego terbentuk melalui
internalisasi nilai-nilai dari figur-figur yang berperan, berpengaruh atau
berarti individu.
Aspek kepribadian
memiliki fungsi :
Ø Sebagai
pengendali Id agar dorongan-dorongan Id di salurkan dalam bentuk aktivitas yang
dapat di terima masyarakat.
Ø Mengarahkan
ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral
Ø Mendorong
individu kepada kesempurnaan
a.
Distribusi Energi
Dimamika
kepribadian, menurut Frued bagaimana
energy psikis di distribusikana dan di gunakan oleh Id, Ego, Super Ego. Freud menyatakan bahwa energi yang ada pada
individu berasal dari sumber yang sama yaitu dari makanan yang di konsumsi.
Energy manusia di bedakan dari perggunaanya, yaitu energy yag di gunakan untuk
aktivitas fisik di sebut energy fisik sendangkan energy yang di gunakan untuk
psikis adalah energy psikis. Menurud Frued jumlah energy itu terbatas sehingga
terjadi semacam persaingan di anataa ketiga aspek kepribadian untuk memperoleh
dan mempergunakanya. Jika salah satu banyak mengunakan aspek energy maka aspek
kepribadian yang lain lemah.
b.
Mekanisme pertahanan ego
Menurut
Freud, mekanisme pertahanan ego (ego
defence mechanism) sebagai strategi yang di gunakan individu untuk mencegah
kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan Id mampu untuk menghadapi tekanan
dari super ego atas ego, dengan tujuan kecemasan yang di
alami individu dapat di kurangi atau di redakan.
Mekanisme
pertahanan (defence mechanism) adalah
merupakan mekanisme pertahanan ego untuk menghalangi dorongan primitive muncul
di super ego, terdapat 9 macam yaitu :
ü Represi,
adalah suatu pengalaman yang di tekan kedalam ketidaksadaran dan di harapkan
tidak muncul di alam sadar. Misalnya kita mempunyai teman pengkhianat maka
teman tersebut di benamkan sampai di alam ketidaksadaran.
ü Pembentukan reaksi,
adalah reaksi yang di buat sebaliknya denga tujuan untuk tidak melanggar super
ego. Misalnya seorang ibu terhadap anaknya yang di lahirkan hamper merenggut
nyawanya, maka ibu seharusnya semakin membenci namun ibu semakin menyayangi
anaknya.
ü Proyeksi,
adalah super ego melarang seseorang mempunyai sikap terhadap orang lain, maka
ia berbuat seolah-olah orang lain itu yang mempunyai sikap tertentu kepada
dirinya. Misalnya kita membenci seseorang namun karena orang tersebut merupakan
atasan, maka kita mengatakan atasan yang membenci kita.
ü Penempatan yang keliru, merupakan
pelampiasan perasaan kepada orang ketiga. Misalnya seseorang di marahi pimpinan
maka dia akan kembali menegur bawahannya lagi.
ü Rasionalisasi,
adalah pembenaran pelampiasan perasaan yang sebenarnya di larang oleh super
ego. Misalnya kita memukul anak dengan alas an untuk mendidik anak tersebut.
ü Supresi,
hamper sama dengan represi tetapi
yang di tekan merupakan hal yang datang dari ketidaksadaran. Misalnya dorongan odipoes complex.
ü Sublimasi, adalah
dorongan yang tidak di benarkan super ego tetapi tetap di lakukan juga.
Misalnya perbuatan membunuh orang namun karena suasana perang maka di
laksanakan juga.
ü Kompensasi, adalah
dorongan untuk menutupi kelemahan dengan berprestasi di bagian lain. Misalnya
seorang tidak cantik tetapi ia berprestasi secara akademik.
ü Regresi,
adalah dorongan untuk menghindari ancaman dengan cara mundur ketaraf
perkembangan yang lebih rendah. Misalnya orang yang sudah tua kembali bersikap
seperti anak-anak.
a. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
Menurut
Freud perkembangan kepribadian individu di pengaruhi oleh kematangan dan cara-cara
individu mengatasi ketegangan. Kematangan menurut Freud adalah pengaruh asli
dari dalam diri manusia, sendangkan ketegangan dapat timbul karena adanya
frustasi, konflik, dan ancaman.
b. Tahap-tahap
perkembangan kepribadian
Menurut
Freud kepribadian individu sudah terbentuk pada saat ia berusia lima tahun. Freud
menyatakan bahwa kepribadian berlangsung melalui lima fase, yang berhubungan
dengan kepekaan pada daerah-daerah orogeny
atau bagian tubuh tertentu yang sensitive terhadap rangsangan. Ada pun lima
fase perkembangan kepribadian sebagai berikut :

Bagian tubuh yang sangat sensitive
adalah mulut.

Pada fase ini bagian yang sensitive
adalah anus.

Pada fase ini bagian tubuh yang paling
sensitive adalah kelamin

Pada fase ini dorongan seks cenderung
laten atau tertekan.

Sumber referensi :
·
Yufiarti & Gumelar, Gumgum (2012). Sejarah dan dasar-dasar psikologi. CHCD offset: Jakarta.
·
Basuki, A.M Heru (2008). Psikologi
umum. Universitas Gunadarma. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar