Selasa, 18 November 2014

faktor perceraian



Faktor Percerain Pada Pasangan Muda

Dewasa ini kita sering mendengar bahkan melihat kekerasan dalam rumah tangga hingga berujung pada perceraian. Ada berbagai macam factor yang dapat menyebabkan perceraian terjadi yaitu diantaranya adalah pernikahan dini, krisis keuangan, ketidak harmonisan, di jodohkan, dan lain-lain.
Menurut penulis factor yang paling mendasar sehingga munculnya perceraian dalam rumah tangga di sebabkan oleh pernikahan dini. Yang di mana satu sama lain belum siap akan melaksanakan pernikahan itu. Namun di zaman yang modern ini bukan hal yang tabuh lagi banyak remaja putri hamil di luar nikah. Hal semacam ini bisa di jumpai di sekitar kita, bahkan bisa saja kerabat kita bisa terlibat pada masalah serupa seperti ini.
Menurut Newman umur saat nikah sangat berpengaruh dalam keawetan rumah tangga. Menurut beliau kasus perceraian pada pasangan yang menikah sebelum usia 18 tahun, dibandingkan dengan pasangan yang menikah di usia 25 tahun atau lebih. Untuk pasangan yang menikah muda ataupun usia yang lebih tua, ketidakpuasan terhadap penampilan peran adalah faktor yang cukup signifikan terhadap ketidakstabilan pernikahan. Untuk pasangan muda, ketidakpuasan ini biasanya lebih kepada masalah seksual dan kecemburuan. Untuk pasangan yang lebih tua, ketidakpuasan lebih disebabkan karena adanya konflik interpersonal, gaya dominasi dan melemahnya perasaan kebersamaan. Usia saat menikah biasanya juga dihubungkan dengan perbedaan kebutuhan perkembangan dan banyaknya ancaman terhadap ketidakstabilan pernikahan.
Menurut Hurlock Tingkat perceraian yang sangat tinggi khususnya terjadi pada orang yang menikah terlalu dini atau sebelum mempunyai pekerjaan yang mantap dan ekonominya belum kuat. Ada tiga alasan yang mendukung alasan tersebut. Pertama, orang muda tahu bahwa ia masih bisa kawin lagi; kedua , orang yang buru-buru menikah nampaknya akan menghadapi masalah keuangan sehingga proses penyesuaian perkawinan menjadi sulit; ketiga, orang muda sering memiliki konsep perkawinan yang romantis tetapi ruwet sehingga menimbulkan kekecewaan yang tidak dapat dihindarkan.
Dari pengamatan penulis, biasanya awal terjadinya  kasus perceraian di awali dari percek-cokkan yang sepeleh dan bisa di selesaikan dengan kepala dingin. Namun karena sikap kedewasaan dari dalam diri mereka belum kokoh sehingga, masalah yang tadinya ringan bisa di perpanjang sehingga menjadi lebih rumit. Dari pertengkaran tersebut bisa berujung pada kekerasan hingga mencederai salah satu pihak.
Di saat seperti ini mulai timbul rasa ketidak harmonisan dalam rumah tangga. Jika taka da pihak yang bisa memberikan masukan positif kepada pasangan muda ini maka, yang akan terjadi adalah perceraian.
Ini adalah merupkan opini dari penulis tentang kasus percerain pada pasangan yang nikah muda pada era modern seperti saat ini. Jika terjadi kesalahan maka kesalahan itu sumbernya dari penulis. Sekian dan terima kasih.

                                                                                                Penulis
Andika Ibnul Faisal Sadif

Jumat, 14 November 2014

aliran psikologi kognigtif


    KOGNITIF
Psikologi kognitif adalah perpaduan antara gelstal dan behaviorisme. Secara umum kognisi berarti kesadaran, tetapi yang di pelajari dalam aliran ini adalah berbagai hal seperti sikap, ide harapan dan lain sebagainya.
Psikologi kognitif adalah salah satu cabang dari psikologi dengan pendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia. Psikologi kognitif mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi.
Psikologi kognitif lebih banyak mempelajari  kebentukan konsep, proses berpikir dan membangun pengetahuan. Psikologi kognitif membicarakan konsep-konsep mentalistik, yaitu proses kejiwaan yang tidak selalu nampak nyata dari luar dan tanpa ada kebutuhan tertentu, proses belajar dapat terjadi.
Jean Piaget adalah seorang ilmuwan perilaku dari Swiss, ilmuwan yang sangat terkenal dalam penelitian mengenai perkembangan berpikir khususnya proses berpikir pada anak.
Piaget adalah ahli psikolog developmentat karena penelitiannya mengenai tahap-tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar individu. Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemapuan mental yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektual adalah tidak kuantitatif, melainkan kualitatif. Pada intinya, perkembangan kognitif bergantung kepada akomodasi.
Menurut Piaget setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahap yang teratur. Pada satu tahap perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah :

v  Tahap Sensori Motor (dari lahir sampai kurang lebih umur 2 tahun)
Dalam dua tahun pertama kehidupan bayi ini, dia dapat sedikit memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium dan menggerakan. Dengan kata lain mereka mengandalkan kemampuan sensorik serta motoriknya. Beberapa kemampuan kognitif yang penting muncul pada saat ini. Anak tersebut mengetahui bahwa perilaku yang tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya. Misalnya dengan menendang-nendang dia tahu bahwa selimutnya akan bergeser darinya.


v  Tahap Pra-operasional ( kurang lebih umur 2 tahun hingga 7 tahun)
Dalam tahap ini sangat menonjol sekali kecenderungan anak-anak itu untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsinya mengenai realitas. Dengan adanya perkembangan bahasa dan ingatan anakpun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya. Intelek anak dibatasi oleh egosentrisnya yaitu ia tidak menyadari orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dengannya.
v  Tahap Operasi Konkrit (kurang lebih 7 sampai 11 tahun)
Dalam tahap ini anak-anak sudah mengembangkan pikiran logis. Dalam upaya mengerti tentang alam sekelilingnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindra. Anak-anak yang sudah mampu berpikir secara operasi konkrit sudah menguasai sebuah pelajaran yang penting yaitu bahwa ciri yang ditangkap oleh pancaindra seperti besar dan bentuk sesuatu, dapat saja berbeda tanpa harus mempengaruhi misalnya kuantitas. Anak-anak sering kali dapat mengikuti logika atau penalaran, tetapi jarang mengetahui bila membuat kesalahan.
v  Tahap Operasi Formal (kurang lebih umur 11 tahun sampai 15 tahun)
Selama tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu berpikir mengenai gagasan. Anak dengan operasi formal ini sudah dapat memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah. Mereka dapat mengembangkan hukum-hukum yang berlaku umum dan pertimbangan ilmiah. Pemikirannya tidak jauh karena selalu terikat kepada hal-hal yang besifat konkrit, mereka dapat membuat hipotesis dan membuat kaidah mengenai hal-hal yang bersifat abstrak.
Berdasarkan uraian diatas, Piaget membagi tahapan perkembangan kemampuan kognitif anak menjadi empat tahap yang didasarkan pada usia anak tesebut.








Sumber referensi :
·         Yufiarti & Gumelar, Gumgum (2012). Sejarah dan dasar-dasar psikologi. CHCD offset: Jakarta.
·         Basuki, A.M Heru (2008). Psikologi umum. Universitas Gunadarma. Jakarta.

aliran psikologi humanistik



  HUMANISTIK
Abraham Maslow (1908-1970) adalah bapak dari aliran psikologi Humanistik. Aliran ini merasa tidak puas dengan aliran psikologi behaviorisme dan  psikoanalisis, yang memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Aliran ini berasumsi  bahwa manusia bebas untuk memilih dan menentukan tindakannya sendiri. Karena itu manusia bertanggung jawab atas tindakannya sendiri dan tadak dapat menyalahkan lingkungan, orang tua, atau keadaan atas tindakannya. Menurut psikologi humanistic manusia adalah makhluk kreafif, yang di kendalikan oleh nilai-nlai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Menurut Maslow  psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatianya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus mempelajari sifat manusia secara mendalam, selain yang nampak, juga mempelajari prilau yang tidak nampak
Dalam bukunya “Motivation and Personality” Maslow menguraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang hirarki yaitu :
*     Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
*     Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs)
*     Kebutuhan rasa cinta dan memiliki (the love and belongingness needs)
*     Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
Kebutuhan di atas di katakana berhirarki karena kebutuhan yang lebih tinggi menuntut di penuhi apabila  kebutuhan yang tingkatnya yang lebih rendah sudah terpenuhi.
Empat ciri psikologi yang berorientasi humanistic, yaitu :
*      Memutuskan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanany berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
*      Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas pada manusia, seperti kreatifitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandang tentang manusia yang mekanitis dan reduksionistis.
*      Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan di pelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan di gunakan.
*      Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu.


           

Sumber referensi :
·         Yufiarti & Gumelar, Gumgum (2012). Sejarah dan dasar-dasar psikologi. CHCD offset: Jakarta.
·         Basuki, A.M Heru (2008). Psikologi umum. Universitas Gunadarma. Jakarta.

Rasional emotif Therapy (materi, video dan analisis video)

Nama : Andika Ibnul Faisal Sadif Kelas  : 3PA02 Npm  : 11514069 I. MATERI RET   A. Rational Emotive Therapy (RET) 1.   ...