1.
Percobaan :
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
:
a.
Tujuan :
b.
Dasar teori :
c.
Alat yang digunakan :
d.
Jalannya percobaan :
e.
Hasil percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar pustaka :
2.
Percobaan :
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
:
a.
Tujuan :
b.
Dasar teori :
c.
Alat yang digunakan :
d.
Jalannya percobaan :
e.
Hasil percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar pustaka :
3.
Percobaan :
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
:
a.
Tujuan :
b.
Dasar teori :
c.
Alat yang digunakan :
d.
Jalannya percobaan :
e.
Hasil percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar pustaka :
4.
Percobaan :
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
:
a.
Tujuan :
b.
Dasar teori :
c.
Alat yang digunakan :
d.
Jalannya percobaan :
e.
Hasil percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar pustaka :
5.
Percobaan :
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
:
a.
Tujuan :
b.
Dasar teori :
c.
Alat yang digunakan :
d.
Jalannya percobaan :
e.
Hasil percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar pustaka :
6.
Percobaan :
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
:
a.
Tujuan :
b.
Dasar teori :
c.
Alat yang digunakan :
d.
Jalannya percobaan :
e.
Hasil percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar pustaka :
|
Indera Penglihatan.
Buta
warna.
Andika
Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium
Dasar Psikologi Faal.
Untuk
mengetahui apakah seseorang menderita buta warna apa tidak.
Buta warna
adalah salah satu penyakit
yang cukup serius dalam suatu silsilah keluarga. Penyakit ini merupakan salah
satu penyakit menurun. Buta warna yaitu ketidakmampuan dalam membedakan dua
atau lebih corak spectrum warna. (Plotnik,2005:99).
Buta
warna terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
Monokromat (buta warna total) yaitu hanya dapat
melihat warna hitam dan putih saja. Penderita ini jarang di temui.
(Plotnik,2005:99)
Dikromat (buta
warna sebagian), biasanya tidak dapat membedakan warna-warna tertentu dengan
baik. Missalnya membedakan warna merah dan hijau, hal ini disebabkan karena
meraka hanya memiliki dua jenis cones.
(Plotnik, 2005:99)
Selain
karena faktor turunan, buta warna juga dapat di sebabkan oleh kelainana sejak
lahir atau akibat pengaruh obat-obatan yang berlebihan.
Buta
warna biasanya dapat di jumpai pada anak laki-laki, sendangkan wanita hanya
pembawa gen tersebut.
Thomas
Young dan Hermann Von. H, menyimpulkan bahwa hanya tiga reseptor yang di
butuhkan untuk melihat seluruh warna. Tiga reseptor ini masing-masing
merupakan warna dasar yaitu merah, biru dan hijau.
Kartu
atau buku uji stiling isihara dan stiling isihara 1.
Praktikan
menebak angka dan huruf serta pola yang terdapat pada buku uji stiling isihara yang terdapat di
komputer . Jika terdapat angka atau huruf pada gambar tersebut maka praktikan
harus menulis angka dan huruf yang dilihatnya namun jika praktikan melihat
pola maka praktikan menulis istirahat.
Dari
percobaan tersebut praktikan mendapatkan hasil sebagai berikut :
marks
: 20/20
grade
: 10 out of a maximum of 10 (100%).
Dari
hasil yang di dapatkan praktikan dapat dikatakan sempurna dalam menjawab soal
yang disajikan oleh penguji.
Subjek yang
di uji pada
percobaan ini dapat menjawab
dan menyebutkan angka dan huruf maupun pola yang terdapat pada Kartu
atau buku uji stiling isihara dengan
benar dan tepat. Kesimpulannya adalah subjek tidak mengalami buta warna
secara total ataupun sebagian.
Basuki,
H.A.M (2008). Psikologi umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Wilson,
J.F. (2003). Biological foundations of human behavior. Canada : Thomson learning.
Guyton, A.C. (1994). Fisiologi tubuh manusia.
Jilid I. Jakarta : Binarupa aksara.
Indera Penglihatan
Bintik
noda buta
Andika
Ibnul Faisal Sadif
Laboratorium
Dasar Psikologi Faal
Untuk
mengetahui jarak (dalam cm) bintik buta seseorang serta menentukan letak
proyeksi bintik buta.
Noda
buta adalah titik di mna akson-akson meninggalkan mata, sehingga tidak ada
respon yang terjadi serta tidak sensitive terhadap cahaya. Kornea merupakan
bagian dari transparan pada mata yang berhubungan dengan sclera yang pudar
tidak tembus pandang. Kornea merupakan jendela bening yang melindungi stuktur
halus pada belakangnya serta memfokuskan bayangan pada retina. Retina adalah
mekanisme persyaratan untuk penglihatan karena memuat ujung-ujung nervus
optikus untuk menghantar implus-implus cahaya yang di terima untuk di
teruskan ke saraf pusat. Pada retina terdapat komponen saraf conus dan
bacillus pada suatu daerah komponen tersebut tidak ada
daerah yang tidak memiliki reseptor untuk penglihatan. Secara teoritis dan
dengan untuk melihat bentuk anatomi mata daerah penglihatan seharusnya bulat
dengan kata lain, seluruh bidang mata mata dapat melihat. Ternyata selain
dibatasi oleh factor pembatas avcus
superllacaris, hidung, tulang, pupil daerah penglihatan juga di kurangi
oleh noda buta sebagai factor pembatas dari dalam.
Kertas
hitam dengan tanda lingkaran dengan tanda plus (+) berwarna putih; capimeter
dan bulatan sebesar 1 cm berwarna putih dengan tongkat.
Pada
percobaan kali ini parktikan menutup salah satu matanya dan melihat ke kertas hitam dengan tanda lingkatran dan
plus (+) secara menyilang. Jika mata kiri yang ditutup maka tanda yang harus
diliat oleh praktikan adalah sebelah kanan tanpa mengedipkan mata, Begitu pula
sebaliknya. Perhatikan hingga tanda tersebut hilang dan muncul kembali.
Hasil
dari percobaan kali ini adalah titik
hilang yang diperoleh perktikan berjarak 33 cm dan titik munculnya pada jarak
25 cm. Jarak ini tiap individu berbeda
sebab tergantung dari jarak ia menempatkan kertas hitam dan tingkat focus.
Kesimpulan
yang dapat di tarik dari percobaan kali ini adalah jika tingkat focus kita sangat
tinggi terhadap objek yang di amati maka hasil yang akan di peroleh dapat
maksimal serta mata setiap individu tidak ada yang sama sebab tingkat
intensitas cahaya yang masuk ke mata
dapat berbeda antara individu satu dengan yang lain.
Guyton,
A.C. (1983). Teks fisiologi kedokteran. Jakarata : CV.EGC
Lerner, R.M., Kendall, P.C., Miller, D.T., Hultsch, D.F., Jensen, R.A.
(1986). Psychology. New york : collier macmillan.
Wilson, J.F. (2003). Biological foundation
of human behavior. Canada : Thomson
learning.
Indera Penglihatan.
Percobaan Maxwell.
Andika
Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium
Dasar Psikologi Faal.
Untuk membuktikan adanya kelambatan
(delay); terjadinya percampuran warna secara subjektif dan kontras yang
simultan.
Retina merupakan reseptor bagi indera
penglihatan. Ada proses kerja retina dalam menangkap stimulus cahaya, ada
yang di sebut dengan kelambatan dari retina yaitu hal yang disebabkan oleh
stimulusi cahaya yang berturut-turut dengan jarak antara stimuli yang dekat,
menimbulkan penglihatan cahaya yang terus-menerus. Bila frekuensi dari
stimuli tidak cukup besar, dapat menimbulkan penglihatan yang berkedap-kelip.
Frekuensi minimal dimna penghantaran cahaya yang terus-menerus disebut
frekuensi fusi. Kecerahan adalah bintik gayut pada intensitasnya yang dapat
mengubah intensitas pada lampu proyeksi. Intensitas yang cocok dengan
warna-warna secara tunggal oleh intensitas (tristimulus) x, y, dan z. untuk
mencocokkannya adalah seperti :
a.
Warna
primer adalah spektual merah, hijau dan biru. Maka warna dari setiap warna
cuplikan dapat dicocokkan oleh
campuran warna-warni tersebut.
b.
Sembarang
warna dapat diperoleh dengan mencampur dua warna khas yang terletak pada garis lurus yang
menghubungkan warna tersebut dalam diagram mata warna.
c.
Warna-warna
yang sama mempunyai efek yang sama dalam campuran-campuran, meskipun
komposisi spektualnya berbeda.
Alat pemutar maxwell; kertas lingkaran
dengan sector putih-hitam; kertas lingkaran dengan berwarna merah, hijau,
kuning, biru, dan ungu; kertas lingkaran hitam putih dengan jari-jari lebih
kecil serta kertas dengan lingkaran berwarna merah, hijau, kuning, biru, dan
ungu yang di selingi dengan garis hitam tebal.
Pada percobaan kali ini praktikan mencoba
menebak warna apa yang terjadi ketika alat pemutar maxwell di putarkan.
Praktikan menjawab gabungan warna apa saja yang terjadi pada alat uji tersebut.
Pada
percobaan kali ini praktikan dapat menjawab 1 dari 5 soal yang disajikan.
Hasilnya sebagai berikut :
Marks : 1/5
Grade : 10 out of max of 10 (20%)
Dari
hasil yang di dapatkan praktikan dapat dikatakan kurang sempurna dalam
menjawab soal yang disajikan oleh penguji.
Kesimpulan
yang dapat ditarik pada percobaan kali ini adalah praktikan tidak dapat
menebak dengan benar perpaduan dari dua warna serta tidak dapat mempresepsi
dengan baik tiap stimulus yang masuk ke mata. Serta tidak dapat membedakan
percampuran warna primer, dan terkecoh
dengan warna-warna apa saja yang ada di alat tes. Hal ini di sebabkan oleh
praktikan keliru dengan percobaan tersebut.
Guyton,
A.C. (1983). Teks fisiologi kedokteran. Jakarata : CV.EGC
Lerner, R.M., Kendall, P.C., Miller, D.T., Hultsch, D.F., Jensen, R.A.
(1986). Psychology. New york : collier macmillan.
Wilson, J.F. (2003). Biological foundation
of human behavior. Canada : Thomson
learning.
Indera Penglihatan.
Horizontal line parallel.
Andika
Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium
Dasar Psikologi Faal.
Untuk mengetahui bahwa balok-balok yang
terlihat tidak sejajar sebenarnya sama lebar.
Horizontal
line parallel terjadi karena ilusi yang di sebabkan oleh opponent proses theory. Jika kita hanya focus pada salah satu
garis, maka garis tersebut akan terlihat lurus dan yang lain akan miring. Hal
ini di sebabkan karena pada gambar tersebut terdapat dua perpaduan warna yang
sangat kontras sehingga menyebabkan ilusi optic. Pada teori ini dikemukakan
bahwa jika, kita berfokus pada salah satu spectrum
warna maka mata kita akan terekdusi sensivitasnya dan spectrum warna lainnya akan lebih terstimulasi. Inilah yang
menyebabkan ilusi pada mata.
Jadi horizontal line terjadi karena adanya
ilusi yang terjadi pada mata sehingga benda yang sebenarnya terlihat lurus
namun karena ilusi tersebut sehingga membuat pola atau gambar yang dilihat
seolah tampak miring.
Kertas
bergambar balok-balok yang tersusun tidak sejajar.
Praktikan
memperhatikan tiap gambar balok-balok yang disajikan oleh penguji apakah
gambar itu sajajar atau tidak.
Pada
percobaan kali ini praktikan melihat gambar balok pada monitor terlihat sama
dari jarak sekitar 50 cm. Namun jika kita melihat dari kurang dari itu maka
balok akan terlihat tidak sejajar. Hal ini yang di sebut sebagai ilusi pada
mata kita. (hasil sebenarnya : Hasil sebenarnya adalah sejajar).
Kesipulan
yang daoat ditarik pada percobaan kali ini adalah jika kita melihat gambar
balok tersebut dari jarak dekat maka gambar balok akan terlihat miring atau
tidak sejajar. Hal ini disebabkan dari ilusi mata kita yang salah focus.
Namun, jika kita melihat dari jarak jauh sebenarnya gambar balok tersebut
terlihat sejajar.
Lerner, R.M., Kendall, P.C., Miller, D.T., Hultsch, D.F., Jensen, R.A.
(1986). Psychology. New york : collier macmillan.
Lilian,
Wright.(2003). Mengenal Ilmu Indera. Jakarta :
Penerbit Grolier international INC.
Hilgard,
E.R. (1996). Pengantar Psikologi I.
Jakarta : Erlangga
Indera Penglihatan.
Black
dots.
Andika
Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium
Dasar Psikologi Faal.
Untuk
membuktikan berapa banyak bulatan hitam yang dapat dilihat dari
bulatan-bulatan putih yang terletak disudut kotak hitam.
Pada retina terdapat
dua macam sel reseptor, yaitu sel kerucut dan batang. Pada retina terdapat
suatu daerah yang disebut bintik kuning yang berisi sel kerucut.
Agar suatu objek dapat
dilihat maka harus terjadi bayangan diretina dan bayangan ini harus di
hantarkan ke otak, yaitu di cortex visual. Terjadinya bayangan diretina serta
timbulnya implus saraf untuk dikirim ke fissura calcarina menyangkut
perubahan kimiawi dari fotoreseptor di conus dan basilus. Bayangan yang
terjadi diretina dibandingkan
objek nya adalah lebih kecil, terbalik hitam, dan dua
dimensi. Penipuan penglihatan dapat terjadi apabila sinar yang masuk tidak
jatuh pada bagian sentral dari retina.
Kertas
bergambar kotak-kotak hitam ditiap sudut ada bulatan putih.
Praktikan
memperhatikan gambar kotak tersebut serta menghitung berapa banyak bulatan
hitam yang ada dari bulatan putih yang ada disudut kotak hitam.
Hasil
yang diamati oleh praktikan adalah bulatan hitam terlihat sangat banyak dan
tidak dapat di hitung. (hasil sebenarnya : bulatan hitam tidak ada atau tak
terhingga).
Peristiwa black dots adalah untuk menentukan
bahwa jumlah titik hitam yang ada dalam titik putih tersebut adalah tidak
terhingga dikarenakan adanya fenomena fosfen yang membuat mata kita tertipu
dengan fenomena tersebut. Hal ini juga di pengaruhi juga dengan jumlah cahaya yang masuk ke
retina yang dapat menyebabkan mata kita tertipu.
Puspitawati, Ira. (1998). Psikologi Faal. Depok : Universitas gunadarma.
Lerner, R.M., Kendall, P.C., Miller, D.T., Hultsch, D.F., Jensen, R.A.
(1986). Psychology. New york : collier macmillan.
Sunaryo, Drs. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC
Indera Penglihatan.
Lingkaran
yang sama atau beda.
Andika
Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium
Dasar Psikologi Faal.
Untuk
membuktikan dua buah lingkaran putih yang dikelilingi bulatan-bulatan putih
yang lebih kecil dan besar adalah sama atau tidak.
Terjadi persepsi visual, dimana lingkaran yang
dikelilingi oleh lingkaran lebih kecil terlihat lebih besar ukurannya
dibandingkan dengan lingkaran yang lebih besar hal ini dikarenakan sekeliling
lingkaran yang menjadi pembanding. Stimulus merupakan suatu sistem adatif
yang berespons atau seseuatu yang didapat dari proses penginderaan terhadap
objek, peristiwa, yang dapat diproses kedalam otak. Persepsi visual
didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali
cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan
untuk melihat adalah mata. Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak
terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya,
misalnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia yang daya penglihatannya
menurun dapat menggunakan alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk
memperbaiki penglihatannya. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal
berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami
dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara
umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam
konteks sehari-hari.
Kertas bergambar lingkaran putih, yang satu (sebelah kiri) dikelilingi
bulatan-bulatan putih lebih kecil dari pada bulatan putih utama,sendangkan
yang satu lagi (sebelah kanan) lingkaran putih yang ditengahnya di kelilingi
oleh bulatan-bulatan putih yang lebih besar dari lingkaran utama.
Pada percobaan ini, pratikan diminta
untuk mengamati gambar berlingkaran putih. Gambar yang
dikelilingi oleh bulatan-bulatan putih yang kecil dan besar dari bulatan
utamanya.
Bulatan
utama sebelah kiri dan kanan sebenarnya sama besar hanya saja bulatan yang
mengelilinya yang berbeda. (hasil sebenarnya : Bulatan utama sama besar).
Pada percobaan ini digunakan untuk membuktikan
dua buah lingkaran yang dikelilingi bulatan-bulatan putih yang lebih kecil
dan lebih besar adalah sama atau tidak. Padahal apabila kita melihat
lingkaran tersebut tanpa kefokusan akan ada muncul perbedaan ukuran pada
kedua lingkaran tersebut, hal ini disebabkan adanya fenomena fosfen yang
menganggu proses presepsi kita terhadap lingkaran tersebut. Padahal dalam
kenyataannya lingkaran tersebut memiliki bentuk dan diameter yang sama. Dalam
percobaan kali ini di butuhkan tingkat kefokusan agar dapat melihat perbedaan
antara gambar kiri dan kanan.
Sunaryo, Drs. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC
Christensen, P.J., & Kenney, J.W. (1996). Proses Keperawatan: Aplikasi Model Konseptual, Ed. 4. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC
Lerner, R.M., Kendall, P.C., Miller, D.T., Hultsch, D.F., Jensen, R.A.
(1986). Psychology. New york : collier macmillan.
|
Selasa, 14 Juli 2015
laporan percobaan praktikum faal (indera penglihatan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rasional emotif Therapy (materi, video dan analisis video)
Nama : Andika Ibnul Faisal Sadif Kelas : 3PA02 Npm : 11514069 I. MATERI RET A. Rational Emotive Therapy (RET) 1. ...

-
1. Percobaan : Nama percobaan : Subjek per...
-
1. Percobaan : Nama percobaan : Subjek per...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar