Selasa, 14 Juli 2015

laporan percobaan praktikum faal (indera penglihatan)


1.      Percobaan                                   :
Nama percobaan                        :
Subjek percobaan                      :
Tempat                                        :
a.      Tujuan                                  :

b.      Dasar teori                            :






























c.       Alat yang digunakan           :

d.      Jalannya percobaan             :







e.       Hasil percobaan                    :






f.       Kesimpulan                           :




g.      Daftar pustaka                     :




















2.      Percobaan                                   :
Nama percobaan                        :
Subjek percobaan                      :
Tempat                                        :
a.      Tujuan                                  :


b.      Dasar teori                            :

























c.       Alat yang digunakan           :



d.      Jalannya percobaan             :








e.       Hasil percobaan                    :





f.       Kesimpulan                           :







g.      Daftar pustaka                     :




























3.      Percobaan                                   :
Nama percobaan                        :
Subjek percobaan                      :
Tempat                                        :
a.      Tujuan                                  :


b.      Dasar teori                            :































c.       Alat yang digunakan           :







d.      Jalannya percobaan             :




e.       Hasil percobaan                    :







f.       Kesimpulan                           :









g.      Daftar pustaka                     :
















4.      Percobaan                                   :
Nama percobaan                        :
Subjek percobaan                      :
Tempat                                        :
a.      Tujuan                                  :

b.      Dasar teori                            :


















c.       Alat yang digunakan           :

d.      Jalannya percobaan             :


e.       Hasil percobaan                    :







f.       Kesimpulan                           :







g.      Daftar pustaka                     :











5.      Percobaan                                   :
Nama percobaan                        :
Subjek percobaan                      :
Tempat                                        :
a.      Tujuan                                  :


b.      Dasar teori                            :
















c.       Alat yang digunakan           :

d.      Jalannya percobaan             :



e.       Hasil percobaan                    :



f.       Kesimpulan                           :








g.      Daftar pustaka                     :














6.      Percobaan                                   :
Nama percobaan                        :
Subjek percobaan                      :
Tempat                                        :
a.      Tujuan                                  :



b.      Dasar teori                            :





























c.       Alat yang digunakan           :






d.      Jalannya percobaan             :




e.       Hasil percobaan                    :



f.       Kesimpulan                           :













g.      Daftar pustaka                     :

Indera Penglihatan.
Buta warna.
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna apa tidak.
Buta   warna   adalah   salah satu penyakit yang cukup serius dalam suatu silsilah keluarga. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menurun. Buta warna yaitu ketidakmampuan dalam membedakan dua atau lebih corak spectrum warna. (Plotnik,2005:99).
Buta warna terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
Monokromat (buta warna total) yaitu hanya dapat melihat warna hitam dan putih saja. Penderita ini jarang di temui. (Plotnik,2005:99)
Dikromat (buta warna sebagian), biasanya tidak dapat membedakan warna-warna tertentu dengan baik. Missalnya membedakan warna merah dan hijau, hal ini disebabkan karena meraka hanya memiliki dua jenis cones. (Plotnik, 2005:99)
Selain karena faktor turunan, buta warna juga dapat di sebabkan oleh kelainana sejak lahir atau akibat pengaruh obat-obatan yang berlebihan.
Buta warna biasanya dapat di jumpai pada anak laki-laki, sendangkan wanita hanya pembawa gen tersebut.
Thomas Young dan Hermann Von. H, menyimpulkan bahwa hanya tiga reseptor yang di butuhkan untuk melihat seluruh warna. Tiga reseptor ini masing-masing merupakan warna dasar yaitu merah, biru dan hijau.
Kartu atau buku uji stiling isihara dan stiling isihara 1.
Praktikan menebak angka dan huruf serta pola yang terdapat pada buku uji stiling isihara yang terdapat di komputer . Jika terdapat angka atau huruf pada gambar tersebut maka praktikan harus menulis angka dan huruf yang dilihatnya namun jika praktikan melihat pola maka praktikan menulis istirahat.
Dari percobaan tersebut praktikan mendapatkan hasil sebagai berikut :
marks   : 20/20
grade   : 10 out of a maximum of 10 (100%).
Dari hasil yang di dapatkan praktikan dapat dikatakan sempurna dalam menjawab soal yang disajikan oleh penguji.
Subjek    yang    di   uji   pada   percobaan ini dapat menjawab  dan menyebutkan angka dan huruf maupun pola yang terdapat pada Kartu atau buku uji stiling isihara dengan benar dan tepat. Kesimpulannya adalah subjek tidak mengalami buta warna secara total ataupun sebagian.
Basuki, H.A.M (2008). Psikologi       umum.             Jakarta : Universitas    Gunadarma.
Wilson, J.F. (2003). Biological             foundations of human behavior.             Canada : Thomson learning.
Guyton, A.C. (1994). Fisiologi tubuh             manusia. Jilid I. Jakarta : Binarupa             aksara.















Indera Penglihatan
Bintik noda buta
Andika Ibnul Faisal Sadif
Laboratorium Dasar Psikologi Faal
Untuk mengetahui jarak (dalam cm) bintik buta seseorang serta menentukan letak proyeksi bintik buta.
Noda buta adalah titik di mna akson-akson meninggalkan mata, sehingga tidak ada respon yang terjadi serta tidak sensitive terhadap cahaya. Kornea merupakan bagian dari transparan pada mata yang berhubungan dengan sclera yang pudar tidak tembus pandang. Kornea merupakan jendela bening yang melindungi stuktur halus pada belakangnya serta memfokuskan bayangan pada retina. Retina adalah mekanisme persyaratan untuk penglihatan karena memuat ujung-ujung nervus optikus untuk menghantar implus-implus cahaya yang di terima untuk di teruskan ke saraf pusat. Pada retina terdapat komponen saraf conus dan bacillus pada suatu daerah komponen tersebut tidak ada daerah yang tidak memiliki reseptor untuk penglihatan. Secara teoritis dan dengan untuk melihat bentuk anatomi mata daerah penglihatan seharusnya bulat dengan kata lain, seluruh bidang mata mata dapat melihat. Ternyata selain dibatasi oleh factor pembatas avcus superllacaris, hidung, tulang, pupil daerah penglihatan juga di kurangi oleh noda buta sebagai factor pembatas dari dalam.
Kertas hitam dengan tanda lingkaran dengan tanda plus (+) berwarna putih; capimeter dan bulatan sebesar 1 cm berwarna putih dengan tongkat.
Pada percobaan kali ini parktikan menutup salah satu matanya dan melihat  ke kertas hitam dengan tanda lingkatran dan plus (+) secara menyilang. Jika mata kiri yang ditutup maka tanda yang harus diliat oleh praktikan adalah sebelah kanan tanpa mengedipkan mata, Begitu pula sebaliknya. Perhatikan hingga tanda tersebut hilang dan muncul kembali.
Hasil dari percobaan kali ini adalah  titik hilang yang diperoleh perktikan berjarak 33 cm dan titik munculnya pada jarak 25 cm. Jarak  ini tiap individu berbeda sebab tergantung dari jarak ia menempatkan kertas hitam dan tingkat focus.
Kesimpulan yang dapat di tarik dari percobaan kali ini adalah jika tingkat focus kita sangat tinggi terhadap objek yang di amati maka hasil yang akan di peroleh dapat maksimal serta mata setiap individu tidak ada yang sama sebab tingkat intensitas cahaya yang masuk ke mata  dapat berbeda antara individu satu dengan yang lain.
Guyton, A.C. (1983). Teks fisiologi             kedokteran. Jakarata : CV.EGC
Lerner, R.M., Kendall, P.C., Miller, D.T.,             Hultsch, D.F., Jensen, R.A. (1986).             Psychology. New york : collier             macmillan.
Wilson, J.F. (2003). Biological             foundation of human behavior.             Canada : Thomson learning.





















Indera Penglihatan.
Percobaan Maxwell.
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk membuktikan adanya kelambatan (delay); terjadinya percampuran warna secara subjektif dan kontras yang simultan.
Retina merupakan reseptor bagi indera penglihatan. Ada proses kerja retina dalam menangkap stimulus cahaya, ada yang di sebut dengan kelambatan dari retina yaitu hal yang disebabkan oleh stimulusi cahaya yang berturut-turut dengan jarak antara stimuli yang dekat, menimbulkan penglihatan cahaya yang terus-menerus. Bila frekuensi dari stimuli tidak cukup besar, dapat menimbulkan penglihatan yang berkedap-kelip. Frekuensi minimal dimna penghantaran cahaya yang terus-menerus disebut frekuensi fusi. Kecerahan adalah bintik gayut pada intensitasnya yang dapat mengubah intensitas pada lampu proyeksi. Intensitas yang cocok dengan warna-warna secara tunggal oleh intensitas (tristimulus) x, y, dan z. untuk mencocokkannya adalah seperti :
a.       Warna primer adalah spektual merah, hijau dan biru. Maka warna dari setiap warna cuplikan dapat dicocokkan oleh  campuran warna-warni tersebut.
b.      Sembarang warna dapat diperoleh dengan mencampur dua warna  khas yang terletak pada garis lurus yang menghubungkan warna tersebut dalam diagram mata warna.
c.       Warna-warna yang sama mempunyai efek yang sama dalam campuran-campuran, meskipun komposisi spektualnya berbeda.
Alat pemutar maxwell; kertas lingkaran dengan sector putih-hitam; kertas lingkaran dengan berwarna merah, hijau, kuning, biru, dan ungu; kertas lingkaran hitam putih dengan jari-jari lebih kecil serta kertas dengan lingkaran berwarna merah, hijau, kuning, biru, dan ungu yang di selingi dengan garis hitam tebal.
Pada percobaan kali ini praktikan mencoba menebak warna apa yang terjadi ketika alat pemutar maxwell di putarkan. Praktikan menjawab gabungan warna apa saja yang terjadi pada alat uji tersebut.
Pada percobaan kali ini praktikan dapat menjawab 1 dari 5 soal yang disajikan. Hasilnya sebagai berikut :
Marks  : 1/5
Grade  : 10 out of max of 10 (20%)
Dari hasil yang di dapatkan praktikan dapat dikatakan kurang sempurna dalam menjawab soal yang disajikan oleh penguji.
Kesimpulan yang dapat ditarik pada percobaan kali ini adalah praktikan tidak dapat menebak dengan benar perpaduan dari dua warna serta tidak dapat mempresepsi dengan baik tiap stimulus yang masuk ke mata. Serta tidak dapat membedakan percampuran warna primer, dan  terkecoh dengan warna-warna apa saja yang ada di alat tes. Hal ini di sebabkan oleh praktikan keliru dengan percobaan tersebut.
Guyton, A.C. (1983). Teks fisiologi             kedokteran. Jakarata : CV.EGC
Lerner, R.M., Kendall, P.C., Miller, D.T.,             Hultsch, D.F., Jensen, R.A. (1986).             Psychology. New york : collier             macmillan.
Wilson, J.F. (2003). Biological             foundation of human behavior.             Canada : Thomson learning.











Indera Penglihatan.
Horizontal line parallel.
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk mengetahui bahwa balok-balok yang terlihat tidak sejajar sebenarnya sama lebar.
Horizontal line parallel terjadi karena ilusi yang di sebabkan oleh opponent proses theory. Jika kita hanya focus pada salah satu garis, maka garis tersebut akan terlihat lurus dan yang lain akan miring. Hal ini di sebabkan karena pada gambar tersebut terdapat dua perpaduan warna yang sangat kontras sehingga menyebabkan ilusi optic. Pada teori ini dikemukakan bahwa jika, kita berfokus pada salah satu spectrum warna maka mata kita akan terekdusi sensivitasnya dan spectrum warna lainnya akan lebih terstimulasi. Inilah yang menyebabkan ilusi pada mata.
Jadi horizontal line terjadi karena adanya ilusi yang terjadi pada mata sehingga benda yang sebenarnya terlihat lurus namun karena ilusi tersebut sehingga membuat pola atau gambar yang dilihat seolah tampak miring.
Kertas bergambar balok-balok yang tersusun tidak sejajar.
Praktikan memperhatikan tiap gambar balok-balok yang disajikan oleh penguji apakah gambar  itu sajajar atau tidak.
Pada percobaan kali ini praktikan melihat gambar balok pada monitor terlihat sama dari jarak sekitar 50 cm. Namun jika kita melihat dari kurang dari itu maka balok akan terlihat tidak sejajar. Hal ini yang di sebut sebagai ilusi pada mata kita. (hasil sebenarnya : Hasil sebenarnya adalah sejajar).
Kesipulan yang daoat ditarik pada percobaan kali ini adalah jika kita melihat gambar balok tersebut dari jarak dekat maka gambar balok akan terlihat miring atau tidak sejajar. Hal ini disebabkan dari ilusi mata kita yang salah focus. Namun, jika kita melihat dari jarak jauh sebenarnya gambar balok tersebut terlihat sejajar.
Lerner, R.M., Kendall, P.C., Miller, D.T.,             Hultsch, D.F., Jensen, R.A. (1986).             Psychology. New york : collier             macmillan.
Lilian, Wright.(2003). Mengenal Ilmu             Indera. Jakarta : Penerbit              Grolier  international INC.
Hilgard, E.R. (1996). Pengantar Psikologi I.             Jakarta : Erlangga





Indera Penglihatan.
Black dots.
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk membuktikan berapa banyak bulatan hitam yang dapat dilihat dari bulatan-bulatan putih yang terletak disudut kotak hitam.
Pada retina terdapat dua macam sel reseptor, yaitu sel kerucut dan batang. Pada retina terdapat suatu daerah yang disebut bintik kuning yang berisi sel kerucut. Agar suatu objek dapat dilihat maka harus terjadi bayangan diretina dan bayangan ini harus di hantarkan ke otak, yaitu di cortex visual. Terjadinya bayangan diretina serta timbulnya implus saraf untuk dikirim ke fissura calcarina menyangkut perubahan kimiawi dari fotoreseptor di conus dan basilus. Bayangan yang terjadi diretina dibandingkan objek nya adalah lebih kecil, terbalik hitam, dan dua dimensi. Penipuan penglihatan dapat terjadi apabila sinar yang masuk tidak jatuh pada bagian sentral dari retina.
Kertas bergambar kotak-kotak hitam ditiap sudut ada bulatan putih.
Praktikan memperhatikan gambar kotak tersebut serta menghitung berapa banyak bulatan hitam yang ada dari bulatan putih yang ada disudut kotak hitam.
Hasil yang diamati oleh praktikan adalah bulatan hitam terlihat sangat banyak dan tidak dapat di hitung. (hasil sebenarnya : bulatan hitam tidak ada atau tak terhingga).
Peristiwa black dots adalah untuk menentukan bahwa jumlah titik hitam yang ada dalam titik putih tersebut adalah tidak terhingga dikarenakan adanya fenomena fosfen yang membuat mata kita tertipu dengan fenomena tersebut. Hal ini juga di pengaruhi juga dengan jumlah cahaya yang masuk ke retina yang dapat menyebabkan mata kita tertipu.
Puspitawati, Ira. (1998). Psikologi Faal.             Depok : Universitas gunadarma.
Lerner, R.M., Kendall, P.C., Miller, D.T.,             Hultsch, D.F., Jensen, R.A. (1986).             Psychology. New york : collier             macmillan.
Sunaryo, Drs. (2004). Psikologi Untuk        Keperawatan. Jakarta: Penerbit         Kedokteran EGC








Indera Penglihatan.
Lingkaran yang sama atau beda.
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk membuktikan dua buah lingkaran putih yang dikelilingi bulatan-bulatan putih yang lebih kecil dan besar adalah sama atau tidak.
Terjadi persepsi visual, dimana lingkaran yang dikelilingi oleh lingkaran lebih kecil terlihat lebih besar ukurannya dibandingkan dengan lingkaran yang lebih besar hal ini dikarenakan sekeliling lingkaran yang menjadi pembanding. Stimulus merupakan suatu sistem adatif yang berespons atau seseuatu yang didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, yang dapat diproses kedalam otak. Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata. Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia yang daya penglihatannya menurun dapat menggunakan alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk memperbaiki penglihatannya. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
Kertas bergambar lingkaran putih, yang satu (sebelah kiri) dikelilingi bulatan-bulatan putih lebih kecil dari pada bulatan putih utama,sendangkan yang satu lagi (sebelah kanan) lingkaran putih yang ditengahnya di kelilingi oleh bulatan-bulatan putih yang lebih besar dari lingkaran utama.
Pada percobaan ini, pratikan diminta untuk mengamati gambar berlingkaran putih. Gambar yang dikelilingi oleh bulatan-bulatan putih yang kecil dan besar dari bulatan utamanya.
Bulatan utama sebelah kiri dan kanan sebenarnya sama besar hanya saja bulatan yang mengelilinya yang berbeda. (hasil sebenarnya : Bulatan utama sama besar).
Pada percobaan ini digunakan untuk membuktikan dua buah lingkaran yang dikelilingi bulatan-bulatan putih yang lebih kecil dan lebih besar adalah sama atau tidak. Padahal apabila kita melihat lingkaran tersebut tanpa kefokusan akan ada muncul perbedaan ukuran pada kedua lingkaran tersebut, hal ini disebabkan adanya fenomena fosfen yang menganggu proses presepsi kita terhadap lingkaran tersebut. Padahal dalam kenyataannya lingkaran tersebut memiliki bentuk dan diameter yang sama. Dalam percobaan kali ini di butuhkan tingkat kefokusan agar dapat melihat perbedaan antara gambar kiri dan kanan.
Sunaryo, Drs. (2004). Psikologi Untuk             Keperawatan. Jakarta : Penerbit              Kedokteran EGC
Christensen, P.J., & Kenney, J.W. (1996).             Proses Keperawatan: Aplikasi Model             Konseptual, Ed. 4. Jakarta : Penerbit             Kedokteran EGC
Lerner, R.M., Kendall, P.C., Miller, D.T.,             Hultsch, D.F., Jensen, R.A. (1986).             Psychology. New york : collier             macmillan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rasional emotif Therapy (materi, video dan analisis video)

Nama : Andika Ibnul Faisal Sadif Kelas  : 3PA02 Npm  : 11514069 I. MATERI RET   A. Rational Emotive Therapy (RET) 1.   ...