1.
Percobaan
:
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
percobaan :
a.
Tujuan
:
b.
Dasar
teori :
c.
Alat
yang digunakan :
d.
Jalannya
percobaan :
e.
Hasil
percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar
pustaka :
2.
Percobaan
:
Nama
Percobaan :
Subjek
Percobaan :
Tempat
percobaan :
a.
Tujuan
:
b.
Dasar
teori :
c.
Alat
yang digunakan :
d.
Jalannya
percobaan :
e.
Hasil
percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar
pustaka :
3.
Percobaan
:
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
percobaan :
a.
Tujuan
:
b.
Dasar
teori :
c.
Alat
yang digunakan :
d.
Jalannya
percobaan :
e.
Hasil
percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar
pustaka :
4.
Percobaan
:
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
percobaan :
a.
Tujuan
:
b.
Dasar
teori :
c.
Alat
yang digunakan :
d.
Jalannya
percobaan :
e.
Hasil
percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar
pustaka :
5.
Percobaan
:
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
percobaan :
a.
Tujuan
:
b.
Dasar
teori :
c.
Alat
yang digunakan :
d.
Jalannya
percobaan :
e.
Hasil
percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar
pustaka :
6.
Percobaan
:
Nama
percobaan :
Subjek
percobaan :
Tempat
percobaan :
a.
Tujuan
:
b.
Dasar
teori :
c.
Alat
yang digunakan :
d.
Jalannya
percobaan :
e.
Hasil
percobaan :
f.
Kesimpulan :
g.
Daftar
pustaka :
|
Indera Pendengaran
dan keseimbangan.
Percobaan rine
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk membuktikan bahwa transminasi
udara lebih baik dari pada tulang.
Telinga
mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran
bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga
dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi
dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
SusunanTelinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
a.
Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga,
saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia
mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya
sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang
sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing,
yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang
dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang
menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar
permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga Tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi
udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran
Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga
tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan
telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela
bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah
untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani)
menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
c. Telinga Dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit,
terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu tiga saluran setengah lingkaran, ampula, urtikulus, sakulus dan koklea.
Garputala
Ambil garputala yang
telah disediakan oleh asisten lab. kemudian ketuk
garputala bagian pinggir dan letakkan dipuncak kepala sampai suara nada atau
getaran garputala tidak terdengar, setelah itu tempatkan garputala di depan lubang
telinga.
Setelah itu ketuk garputala pada bagian pinggir kemudian tempattkan di
belakang telingga sampai suara nada garputala tidak terdengar kemudian di
tempatkan kembali kedepan lubang telinga.
Setelah melakukan
percobaan diatas sesuai cara kerja dan ketentuan yang ada yaitu mengetuk
garputala dan diletakkan dipuncak kepala,dibelakang telinga dan didepan
telinga. Dan hasil yang didapat ketika suara nada atau getaran garputala
diletakkan dipuncak kepala dan dibelakang telinga hilang tetapi setelah
ditempatkan didepan lubang telinga suara nada garputala tersebut masih
terdengar.
Hasil Yang Sebenarnya :
1. Suara nada garputala
yang sudah tidak terdengar ketika ditempatkan dipuncak kepala masih tetap
terdengar ketika garputala itu di tempatkan didepan lubang telinga.
2. Suara nada garputala
yang sudah tidak terdengar ketika ditempatkan dibelakang telinga masih tetap
terdengar ketika garputala itu ditempatakan didepan lubang telinga.
a. Semakin besar garputala maka semakin berat suaranya.
b. Garputala dan telinga
sejajar maka hantaran suaranya bagus.
c. Pada orang
tua,elastisitas membran thympany kurang bagus sehingga terkadang indra
pendengarannya kurang berfungsi dengan baik.
d. Membrane thympany menghantarkan maleus, incus
dan stapes (MLS) sehingga terdengar suara.
Pada percobaan kali ini praktikan dapat
mendengarkan suara yang di hasilkan melalui garputala yang di tempatkan pada
lubang telinga setelah di tempatkan di atas kepala dan belakang telinga.
Suara yang di hasilkan oleh garputa ini seperti suara tawon.
Pastorino,
E., Portillo, S.D. (2013). What is
psychology essential : 2nd
edition. USA : College Bookstore.
Darley,
J.M., Glucksberg, S.M., Kinchla, R.A. (1986). Psychology.
New Jersey, USA : A Divison of Simon
and Schuster, INC.
Puspitawati, I. (1998). Psikologi faal. Depok: Universitas Gunadarma.
Indera Pendengaran
dan keseimbangan.
Percobaan tempat sumber bunyi.
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk menentukan sumber bunyi.
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam
telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh
ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di
dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basiler yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan
melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu
akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membrane tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Pipa karet.
asisten lab menyediakan pipa karet. Kemudian praktikan
diminta untuk mengambil pipa karet tersebut dan letakkan kedua ujung pipa
didepan lubang telinga. Kemudian asisten lab menekan bagian pipa tersebut dari
belakang dan praktikan diminta untuk menebak sumber
suara yang ditekan dari pipa tersebut dari bagian kanan,kiri
atau belakang.
Dari tiga kali percobaan praktikan
dapat menjawab dua sumber bunyi dengan benar dan tepat.
Hasil sebenarnya :
1.
Kalau bisa membedakan
kanan dan kiri maka normal.
2.
Membedakan bagian
belakang biasanya cukup sulit
Kesimpulan
yang dapat di tarik dari percobaan kali ini adalah jika kita dapat membedakan
letak sumber bunyi dengan benar dan tepat maka pendengaran kita dapat di
katakan normal namun jika tidak dapat membedakannya maka pendegaran kita ada
ganguan atau abnormal.
Mikrajuddin.,
Saktiyono., Lutfi. (2007). IPA terpadu SMP dan MTS. Jakarta : Esis.
Puspitawati,
I. (1998). Psikologi faal. Depok : Universitas Gunadarma.
Pearce,
E.C. (1979). Anatomi dan fisiologi
untuk paramedis. Jakarta
: PT. Gramedia.
Indera Pendengaran
dan keseimbangan.
Percobaan pemeriksaan ketajaman
pendengaran.
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk memeriksa ketajaman pendengaran.
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam
telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh
ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di
dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basiler yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan
melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu
akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membrane tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Stop watch dan capimeter
Asisten lab meminta
praktikan maju kedepan dan duduk dikursi yang telah disediakan. Praktikan di minta untuk mendengarkan bunyi stop watch pada salah satu
telinga secara bergantian. kemudian praktikan mengatakan stop jika tidak
terdengar lagi bunyi tersebut. Setelah itu asisten lab mengukur sampai mana pendengaran praktikan terhadap suara stop wahct tersebut menggunakan capimeter
Telinga kiri = 118 cm
Telinga kanan = 98 cm
Hasil sebenarnya
1. Sangat dipengaruhi
bisingan.
2. Rata-rata diatas 50cm
3. Biasanya telinga kanan
lebih jauh dari telinga kiri. (pengaruhnya pada otak kanan dan otak kiri)
Pada percobaan kali ini ketajaman pendengaran
praktikan di atas 50 cm, dan lebih jauh ketajaman pendegaran sebelah kiri di
banding sebelah kanan. Jika di bandingkan dengan hasil sebenarnya maka
ketajaman pendegaran praktikan di atas rata-rata. Hal ini mungkin dapat di
pengaruhi olehtingkat kefokusan dari praktikan.
Mikrajuddin.,
Saktiyono., Lutfi. (2007). IPA terpadu SMP dan MTS. Jakarta : Esis.
Puspitawati,
I. (1998). Psikologi faal. Depok : Universitas Gunadarma.
Pearce,
E.C. (1979). Anatomi dan fisiologi
untuk paramedis. Jakarta
: PT. Gramedia.
Indera Pendengaran
dan keseimbangan.
Kedudukan kepala dan mata normal.
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk mengetahui bahwa cairan endolimph dan perilymph yang terdapat pada telinga bila bergejolak (goyang )
akan menyebabkan keseimbangan yang tergangu mudah di kembalikan seperti
sediakala : melihat adanya nistagmus.
Bagian dari alat vestibulum atau alat
keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan
organ ampula (kristal) dan organ
keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah.
Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka
terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus
terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang
melekat pada otolith, yaitu butiran
natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke
otak.
Tidak ada alat yang di gunakan pada
percobaan kali ini.
Asisten lab meminta praktikan
untuk berjalan pada satu baris kotak lantai dengan tahap pertama praktikan
berjalan dengan lurus kedepan. Setalah sampai di ujung praktikan menoleh kekanan dan
praktikan berjalan
lurus kedepan.
Awalnya praktikan berjalan lurus kedepan
tanpa menoleh masih seimbang namun ketika berjalan dengan menolehkan kepala
kekanan, praktikan tidak dapat berjalan dengan lurus atau sedikit miring.
Hasil sebenarnya :
1. Hasil sebenarnya dalam sikap tubuh biasa,
praktikan dapat berjalan lurus atau tidak mengalami kesulitan.
2. Dalam sikap tubuh dengan muka di buang ke
kanan atau ke kiri praktikan tidak dapat berjalan lurus. Biasanya jalan
kekiri atau kekanan.
Pada percobaan kali ini cara berjalan lurus
kedepan setelah dan sebelum menolehkan kepala kekana sanagat jauh berbeda.
Hal ini di sebabkan oleh karena cairan endolimp
dan perilymph berogayang sehingga menyebabkan terjasi
ketidakseimbangan.
Mikrajuddin.,
Saktiyono., Lutfi. (2007). IPA terpadu SMP dan MTS. Jakarta : Esis.
Puspitawati,
I. (1998). Psikologi faal. Depok : Universitas Gunadarma.
Pearce,
E.C. (1979). Anatomi dan fisiologi
untuk paramedis. Jakarta
: PT. Gramedia.
Indera Pendengaran
dan keseimbangan.
Kanalis, semisirkulalis horizontalis
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk mengetahui bahwa cairan endolimph dan perilymph yang terdapat pada telinga bila bergejolak (goyang )
akan menyebabkan keseimbangan yang tergangu mudah di kembalikan seperti
sediakala : melihat adanya nistagmus.
Bagian dari alat
vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang
dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di
dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup
saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor,
sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang
ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai
rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan
kepala.
Alat keseimbangan
di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya
berupa rambut bebas yang melekat pada otolith,
yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan
impuls yang akan dikirim ke otak.
Pada percobaan kali ini tidak ada alat
yang di gunakan.
Praktikan diminta
untuk menundukkan kepala kebawah
sekitar 30 derajat. Kemudian badan diputar ke kiri sebanyak 5 kali dengan mata tertutup lalu praktikan berjalan, setelah itu lakukan kembali dengan badan diputar ke
kanan dengan mata tertutup lalu praktikan pun berjalan kembali.
Setelah itu rasakan apa yang dirasakan
setelah badan diputar dan berjalan dengan mata tertutup.
Setelah melakukan percobaan tersebut, putaran yang pertama setelah mata dibuka terasa pusing
dan sulit berjalan lurus atau normal seperti biasanya,dan setelah melakukan
yang kedua kalinya tidak begitu terasa pusing dan berjalan pun tidak
mengalami kesulitan seperti percobaan pertama.
Hasil Yang Sebenarnya:
1.
Biasanya mengalami kesulitan berjalan lurus
atau normal, karena cairan endolimph dan
perilimph terganggu atau
bergejolak.
2. Percobaan kedua
biasanyan tidak terlalu mengalami kesulitan untuk berjalan lurus seperti
percobaan yang pertama ini dikarenakan cairan endolimph dan perilimph
normal kembali.
Pada putaran pertama pratikan tidak
dapat berjalan dengan normal dibandingkan pada saat badan praktikan di putar
pada putaran kedua.
Mikrajuddin.,
Saktiyono., Lutfi. (2007). IPA terpadu SMP dan MTS. Jakarta : Esis.
Puspitawati,
I. (1998). Psikologi faal. Depok : Universitas Gunadarma.
Pearce,
E.C. (1979). Anatomi dan fisiologi
untuk
paramedis.
Jakarta : PT. Gramedia.
Indera Pendengaran
dan keseimbangan.
Cara kerja nistagmus
Andika Ibnul Faisal Sadif.
Laboratorium Dasar Psikologi Faal.
Untuk mengetahui bahwa cairan endolimph dan perilymph yang terdapat pada telinga bila bergejolak (goyang )
akan menyebabkan keseimbangan yang tergangu mudah di kembalikan seperti
sediakala : melihat adanya nistagmus.
Nistagmus adalah suatu gejala yang timbul akibat
keseimbangan dalam telinga terganggu sehingga menyebabkan pandangan menjadi
berkunang-kunang (pandangan kabur) dan kepala menjadi pusing.
Telinga dibagi
menjadi 3 bagian :
Bagian luar :
1. Daun
telinga
2. Cuping
telinga
3. Liang
telinga
4. Membrane
Thympani
Bagian tengah :
MIS (Maleus
Incus Stapes) / MALAS (Martil Landasan Sangurdi)
Bagian dalam :
Terdapat 2 ruangan yang berhubungan satu dengan yang lainnya, ruangan
tersebut idak teratur disebut Labyrinth, ada 2 yaitu
Labyrinth Osseus (dinding tulang) terdiri dari serambi (Vertibulum, saluran
gelung (Kanalis Semisirkularis), dan rumah siput (Cochlea).
Labyrinth
Membranicus (membran),
terdiri dari : Sacula Orticula, 3 buah saluran gelung dan rumah siput
yang merupakan bagian-bagian yang berhubungan dengan Sacula Donatricula (saraf
kedelapan, saraf kranial ).
Pada
percobaan kali ini tidak menggunakan alat.
Asisten lab meminta
praktikan membungkukkan kepala lalu tangan kiri memegang telinga kanan dan
tangan kanan memegang lutut kiri. kemudian badan diputar dengan
mata tertutup sebanyak 5 kali.
Setelah diputar praktikan berdiri dengan membuka mata
dan menghadap lurus kedepan, lalu bagaimana pandangannya.
Setelah praktikan
melakukan percobaan tersebut,pandangan menjadi tidak jelas atau buram dan terasa pusing.
Hasil Yang Sebenarnya :
1.
Biasanya pandangan menjadi kabur atau
berkunang-kunang.
2. Apa yang dilihat menjadi
berputar-putar.
Pada percobaan kali ini pandangan praktikan seperti buram dan tidak
jelas ketika setelah di putar sebanyak 5 kali oleh asisten lab. Hal ini di pengaruhi
oleh cairan endolimph dan perilymph yang ada di dalam telinga tergangu atau
bergoyang.
Mikrajuddin.,
Saktiyono., Lutfi. (2007). IPA terpadu SMP dan MTS. Jakarta : Esis.
Puspitawati,
I. (1998). Psikologi faal. Depok : Universitas Gunadarma.
Pearce,
E.C. (1979). Anatomi dan fisiologi
untuk paramedis. Jakarta
: PT. Gramedia.
|
Selasa, 14 Juli 2015
hasil laporan praktikum psikologi faal (indera pendengaran)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rasional emotif Therapy (materi, video dan analisis video)
Nama : Andika Ibnul Faisal Sadif Kelas : 3PA02 Npm : 11514069 I. MATERI RET A. Rational Emotive Therapy (RET) 1. ...

-
1. Percobaan : Nama percobaan : Subjek per...
-
1. Percobaan : Nama percobaan : Subjek per...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar